Label

Kamis, 23 Februari 2012

Pesugihan di Daerahku

Hai semua, ni sama Ika lagi di Cimahi. Ini mungkin yang kedua kalinya aku ngirimin cerita, semoga aza bisa di terima ya.. hee..

Cerita ini aku dapat sewaktu liburan ke Ciamis. Berhubung aku berasal dari sana, sebagian anggota keluarga ku masih banyak yang menetap disana. Suatu ketika ada nenek ku disana cerita masalah pesugihan yang sampai sekarang masih terjadi. Jadi gini ceritanya..

Ini cerita tentang satu rumah makan khas Sunda yang terkenal dimana-mana. Tapi bukan maksud saya untuk menjelekan rumah makan tersebut, karena memang rumah makan ini banyak cabang nya dimana-mana. Pesugihan ini menyinggung tentang pemilik rumah makan tersebut (maaf banget ga bisa nyebutin, takut dituntut dan ntar ga laku).

Orang yang punya RM itu satu kampung sama saya. Orangnya memang baik banget dan rajin ngasih uang sama warga. Tapi tuh uang bukan sembarang uang, tuh uang kalau kita pake ntar kita bisa jadi tumbal. Iiiccch sereeem kan?

Warga seh udah pada ngerti dan kalau dikasih uang sama orang itu warga selalu nyimpen di atas pintu rumah. Dan percaya ga percaya kalau malem nya uang itu pasti balik sama si tuan nya. Kata orang-orang kampung, uang itu suka diambil sama delman gitu, mungkin kereta kencana kali ya. Pokonya kalau warga udah dikasih uang sama itu orang, pasti malem nya suka ada suara delman plus sepatu kuda lewat.

Sampai suatu ketika si orang itu ngasih uang lagi sama warga, seperti biasa warga pun menyimpan uang di atas pintu rumah mereka masing-masing. Ada salah satu warga memakai uang itu untuk arisan, setelah memakai uang itu sebuat aja "ua Icih" menang arisan. Karena saking senang nya dia lupa kalau itu uang yang dilarang dipakai. Seperti bisa kalau menang arisan ua Icih pun mengadakan makan-makan di rumah nya.

Sebelum acara makan-makan dilakukan, wa icih mengeluh pusing, dan dia pun memutuskan istirahat dan tidur sejenak. Acara masak-masak pun usai, tapi ua Icih masih belum terbangun dari tidurnya. Di panggilah wa Icih sama salah satu warga lain, dan percaya atau ga, wa Icih seperti orang pingsan ga bangun. Warga pun mendadak panik dan segera membawa wa Icih ke dokter.

Di dokter di periksa jantung nya masih hidup. Setelah disaran kan dokter untuk dirawat akhirnya ua Icih pun menginap di rumah sakit. Hari demi hari, minggu demi minggu, tak ada perubahan terhadap kondisi ua Icih. Suaminya pun berinisiatif untuk membawa pulang ua ke rumah. Dokterpun mempersilah kan.

Singkat cerita, ua pun didoakan selama seminggu penuh bergantian sama warga dan keluarga lain supaya ruh ua dikembalikan kesemula, karena warga yakin ua dijadikan tumbal. Setelah selama satu minggu penuh di doakan, ua pun sadar seperti orang yang baru bangun tidur bukan seperti orang yang habis sakit.

Dia pun menceritakan pengalaman dia sewaktu tertidur. Dia merasa ada di dalam rumah yang sangat besar dan megah. Disana terdapat banyak orang, ada beberapa yang dia kenal, ada orang yang kerjaan nya cuman nyapu terus sepanjang hari, ada yang masak nasi terus sepanjang hari, ada yang memasak berbagai macam hidangan sepanjang hari. Tapi yang lebih parah lagi laki-laki disana dijadikan tiang-tiang penyangga rumah di setiap sudut ruangan yang megah itu. Menurut pengakuan ua Icih, makanan yang di pajang di RM itu dimasak oleh orang orang yang ada disana.

Dan ua Icih juga bisa pulang karena doa yang di kumandang kan sewaktu ua Icih pingsan. Katanya lagi disana banyak anjing berkeliaran. Konon katanya pemilik RM itu muja ke anjing, dan dikabarkan 2 anak pemilik RM itu mukanya kaya anjing, tapi anaknya ga pernah di bawa keluar. Ga tau, malu atau takut ketahuan kedoknya.

Dan tau kah apa yang terjadi setelah ua Icih kembali? istri dari pemilik RM itu dikabarkan meninggal dengan cara tidak wajar dan mendadak. Ada kemungkinan sampai sekarang praktek pesugihan ini masih berlangsung dan RM nya sampai sekarang masih membuka cabang dimana-mana.

Sory kalau berantakan, soalnya meski udah 2 kali ngirim tapi ga pernah nulis. Coment nya yang membangun2 aza y.. Thanks yang udah baca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar